Tahapan umum kejadian manusia, sejak awal sampai akhir jaman
Sejak
saat paling awal penciptaan alam semesta ini, sampai saat paling
akhirnya (akhir jaman), tiap manusia melewati atau mengalami berbagai
alam (alam ruh / arwah, alam
rahim, alam dunia, alam kubur, alam akhirat, dsb). Sehingga tiap manusia tentunya
juga menghadapi berbagai tahapan kejadian atau pembentukan. Berikut ini
diungkap secara umum, tentang berbagai tahapan kejadian tersebut.
Sejak saat
paling awal penciptaan keseluruhan alam semesta ini, sampai saat paling
akhirnya (akhir jaman, atau saat berakhirnya kehidupan
fisik-lahiriah-duniawi bagi segala makhluk ciptaan-Nya), tiap umat
manusia pasti melewati atau mengalami berbagai alam (alam ruh / arwah,
alam rahim, alam dunia, alam kubur, alam akhirat, dsb). Sehingga tiap
umat manusia tentunya sekaligus pula pasti menghadapi berbagai tahapan
kejadian atau pembentukan. Adapun urutan penciptaan alam semesta ini
sejak saat paling awal, sampai saat paling akhirnya (akhir jaman), telah
diungkap cukup lengkap di dalam artikel/posting terdahulu "
Urutan penciptaan alam semesta".
Termasuk di dalamnya telah diungkap pula elemen-elemen yang paling
dasar, bagi penciptaan alam semesta ini (termasuk penciptaan seluruh
umat manusia), yaitu: 'Ruh', 'Materi terkecil' dan 'Energi'.
Hakekat dari
tiap makhluk ciptaan-Nya justru pada 'ruhnya' masing-masing. Maka dalam
berbagai tahapan kejadian atas tiap umat manusia, sejak awal sampai
akhir jaman, juga amat terkait dengan kejadian-kejadian atas 'zat
ruhnya' itu sendiri, yang secara umum dan sederhana telah ditunjukkan
pada gambar berikut ini. Berbagai tahapan kejadian atas segala makhluk
nyata lainnya, pada dasarnya relatif serupa dengan kejadian-kejadian
atas manusia. Sedangkan segala makhluk gaib yang memang relatif tidak
memiliki tubuh wadah fisik-lahiriah, justru selalu hidup di alam ruh /
arwah dan alam akhirat.
Penting diketahui dari artikel/posting terdahulu "
Jagalah hati-pikiran",
bahwa alam akhirat adalah alam batiniah ruh atau alam pikiran tiap
makhuk ciptaan-Nya. Maka pada segala makhuk nyata, alam akhiratnya pasti
selalu berjalan bersamaan dengan alam-alam lain yang dialaminya (alam
ruh / arwah, alam rahim, alam dunia dan alam kubur), namun alam akhirat
berada pada aspek batiniahnya. Dengan sendirinya dari kerangka waktunya,
alam ruh / arwah, alam rahim, alam dunia dan alam kubur adalah
bagian-bagian dari alam akhiratnya. Sedangkan pada segala makhluk gaib,
tentunya hanya dialami bersamaan alam ruh / arwah dan alam akhirat.
Dan juga
penting diketahui, bahwa pada saat paling awal penciptaan seluruh zat
ruh makhuk ciptaan-Nya, ke dalamnya telah ditanamkan-Nya segala keadaan,
sifat atau fitrah dasar, yang sama-sama suci-murni dan tanpa dosa
(sebagai bentuk paling awal ke-Maha Adil-an Allah). Sehingga seluruh
makhuk ciptaan-Nya (bahkan termasuk pula para syaitan dan iblis), pada
awalnya justru masih hidup di Surga (di alam akhirat), serta tentunya
juga sekaligus hidup di alam ruh / arwah.
Adapun berbagai tahapan kejadian atas manusia, secara garis besarnya, meliputi:
1. |
Allah, Maha Awal. |
2. |
Awal penciptaan alam
semesta, dari tak-terhitung Ruh dan Atom-materi terkecil, sekaligus
'seluruh' manusia mulai hidup di alam ruh / arwah dan alam akhirat. |
3. |
Ditiupkan-Nya 'zat ruh' tiap
manusia ke benih dasar tubuh wadahnya, di rahim induk-ibunya, sekaligus
ia mulai hidup di alam rahim. |
4. |
Tiap bayi manusia terlahir ke dunia, sekaligus ia mulai hidup di alam dunia. |
5. |
Kematian medis-teknis tiap
manusia (Hari kiamat 'kecil' / saat tiupan sangkakala yang pertama),
sekaligus ia mulai hidup di alam kubur. |
6. |
Diangkat-Nya 'zat ruh' tiap
manusia dari jasad tubuhnya (saat tiupan sangkakala yang kedua),
sekaligus ia mulai hidup di alam ruh / arwah dan alam akhirat. |
7. |
Kematian 'seluruh' manusia
terakhir (akhir jaman / Hari kiamat 'besar'), sekaligus 'seluruh'
manusia terakhir mulai hidup di alam ruh / arwah dan alam akhirat
(tentunya setelah melewati alam kuburnya masing-masing). |
8. |
Hancur-musnahnya alam semesta (jika dikehendaki-Nya), sekaligus hancur-musnahnya 'seluruh' zat makhluk ciptaan-Nya. |
9. |
Allah, Maha Akhir. |
|
Dari gambar berikut tampak cukup jelas, ataupun bisa diungkap beberapa catatan penting lainnya, antara-lain:
1. |
Hanya Zat Allah Yang Maha Kekal, Maha Awal dan Maha Akhir (tanpa awal dan tanpa akhir). |
2. |
Segala 'zat ruh' makhluk
ciptaan-Nya bersifat 'kekal' (sebatas kekekalan usia alam semesta).
Hakekat dari tiap makhluk ciptaan-Nya pada 'ruh'-nya (zat dan isinya). |
3. |
Tubuh wadah fisik-lahiriah pada tiap manusia, bersifat 'fana-sementara' (sebatas usia hidupnya di alam dunia). |
4. |
Kehidupan dan alam akhirat,
adalah kehidupan dan alam batiniah ruh (pikiran). Surga dan Neraka,
adalah keadaan batiniah ruh yang positif (bahagia, senang, mulia, dsb)
dan yang negatif (merana, sedih, hina, dsb), yang bersifat hakiki dan
kekal (bukan bersifat semu, fana dan fisik-lahiriah-duniawi). |
5. |
Pada saat paling awal
penciptaan 'zat ruh' makhuk ciptaan-Nya, ke dalamnya telah
ditanamkan-Nya segala keadaan dasar, yang suci-murni dan tanpa dosa
(bentuk paling awal ke-Maha Adil-an Allah). Maka seluruh makhuk
ciptaan-Nya (termasuk para syaitan dan iblis), pada awalnya justru hidup
di Surga (di alam akhirat). |
6. |
Nabi Adam as, para syaitan
dan iblis lalu 'diusir atau diturunkan-Nya' dari Surga, karena keadaan
batiniah ruhnya masing-masing telah 'mulai' mengandung beban dosa, dari
hasil perbuatan dosa 'pertama' mereka ('turun' kemuliaan mereka).
Kejadian
pada awal penciptaan manusia ini, amat banyak mengandung
"contoh-perumpamaan simbolik", maka mestinya dipahami secara amat
cermat, hati-hati dan mendalam. |
7. |
Setelah ditiupkan-Nya zat
ruh tiap manusia ke tubuh wadahnya, suatu saat zat ruh inipun pasti akan
kembali kepada-Nya (dicabut, diangkat atau dibangkitkan-Nya), untuk
hidup di alam ruh /arwah dan alam akhirat, yang 'gaib' dan 'kekal'. |
8. |
Setelah kematian tiap
manusia, telah selesai segala kehidupan fisik-lahiriahnya, dan memulai
kehidupan akhirat di Surga & di Neraka (kehidupan batiniah ruhnya). |
9. |
Alam akhirat bagi tiap
manusia (alam batiniah ruhnya), terjadi sepanjang usia zat ruhnya
sendiri. Sehingga dari kerangka waktunya, alam ruh / arwah, alam rahim,
alam dunia dan alam kuburnya adalah bagian-bagian dari alam akhiratnya. |
10. |
Alam akhirat bagi tiap manusia, pada saat awal penciptaan alam semesta (tahapan B pada gambar), dan pada saat akhirnya (tahapan F & G), adalah alam akhiratnya yang murni dan sebenarnya (tidak bercampur dengan alam-alam fisik-lahiriah). |
11. |
Pembangunan kehidupan
akhirat tiap manusia, hanya semata bisa dilakukan selama di alam dunia,
melalui segala bentuk amal-perbuatannya, yang pasti mengubah segala
keadaan batiniah ruhnya (terutama berupa pahala-Nya dan beban dosa).
Setelah Hari Kiamat atau saat kematiannya, segala amalannya telah terputus. |
12. |
Hari Kiamat ada 2 macam,
yaitu: Hari Kiamat 'kecil' (saat kematian atas 'tiap' manusia) dan Hari
Kiamat 'besar' (saat kematian atas 'seluruh' manusia terakhir / akhir
jaman). Tiap manusia memiliki Hari Kiamatnya masing-masing. |
13. |
Tiap manusia memiliki
kehidupan dan alam akhiratnya masing-masing (kehidupan dan alam batiniah
ruhnya). Dan tentunya tiap manusia juga memiliki Surga dan Nerakanya
masing-masing (segala keadaan batiniah ruhnya). |
14. |
Surga dan Neraka secara
'umum' (Surga 'besar' dan Neraka 'besar'), adalah 'rangkuman simbolik'
atas tak-terhitung jumlah Surga 'kecil' dan Neraka 'kecil', yang telah
diperoleh melalui segala amal-perbuatan di alam dunia.
Dimana Surga 'kecil' adalah pahala-Nya dari tiap amal-kebaikan. Serta Neraka 'kecil' adalah beban dosa dari tiap amal-keburukan. |
15. |
Surga dan Neraka secara
'khusus', yang dijanjikan-Nya bagi tiap manusia, yang telah melakukan
berbagai amal-perbuatan tertentu, adalah Surga 'kecil' dan Neraka
'kecil', yang nilainya memang relatif amat tinggi (pahala-Nya dan beban
dosanya). |
16. |
Surga (Surga 'besar') adalah
'rangkuman simbolik' atas segala keadaan batiniah ruh tiap manusia di
Hari Kiamat, yang jumlah nilai amal-kebaikan (seluruh pahala-Nya) lebih
besar daripada jumlah nilai amal-keburukannya (seluruh beban dosanya).
Hal yang sebaliknya dengan Neraka (Neraka 'besar'). |
17. |
Pahala-Nya (Surga 'kecil')
dan beban dosa (Neraka 'kecil') justru bersifat 'kekal', sejak diperoleh
melalui tiap amal-kebaikan dan keburukan di alam dunia.
Namun tiap
beban dosa bisa relatif 'tertutupi' (sama sekali bukan terhapus atau
hilang), oleh segala pahala-Nya terkait (termasuk dari hasil bertaubat).
Sebaliknya, tiap pahala-Nya juga bisa relatif 'tertutupi' oleh segala
beban dosa terkait. |
18. |
Secara alamiah, tiap saatnya
tiap manusia bisa 'berpindah-pindah' (berubah-ubah keadaan batiniah
ruhnya), dari Surga 'kecil' ke Neraka 'kecil' (ataupun sebaliknya),
tergantung 'catatan' tiap amal-perbuatannya yang 'sedang' dibukakan,
diberitakan atau dibacakan, oleh para malaikat pencatat amal-kebaikan
dan keburukannya (Rakid dan 'Atid). |
|
Keterangan gambar
|
• |
Berbagai tahapan kejadian manusia dan alam semesta.
Gambar
di atas pada dasarnya lebih menunjukkan keterkaitan antara kejadian
umum di alam semesta dan berbagai kejadian atas zat ruh tiap manusia.
Waktu
mulai dan lamanya tiap tahapan, bisa relatif berbeda antar tiap
manusia, sejak dari manusia pertama (nabi Adam as), sampai
manusia-manusia terakhir di akhir jaman. Termasuk ada pula manusia ynag
relatif tidak mengalami suatu tahapan (lama waktunya relatif amat sangat
singkat).
Namun berbagai tahapan kejadian atas tiap manusia, pada dasarnya sama, yaitu:
- Manusia awalnya mati (diciptakan-Nya ruhnya, serta manusia masih
berupa ruh dan masih hidup di alam ruh dan alam akhirat, juga belum
menjadi makhluk nyata yang utuh);
- Manusia dihidupkan-Nya (ditiupkan-Nya ruhnya ke benih dasar
tubuh fisik-lahiriahnya, serta manusia lahir, hidup dan tumbuh di alam
dunia);
- Manusia dimatikan-Nya (dimatikan-Nya tubuh fisik-lahiriahnya, serta manusia hidup di alam kubur);
- Manusia dihidupkan-Nya kembali (dicabut atau dibangkitkan-Nya
ruhnya dari jasad tubuh fisik-lahiriahnya, serta manusia hidup di alam
akhirat dan alam ruh).
"Mengapa
kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian
kepada Allah-lah kamu dikembalikan." – ( QS.2:28).
"Dan
Dia-lah Allah, Yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu,
kemudian menghidupkan kamu, sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat
mengingkari nikmat." – ( QS.22:66).
|
• |
Berbagai catatan tambahan tentang tiap tahapan atau periode:
Kolom
'lama waktu', 'waktu mulai' dan 'waktu selesai' pada tabel di bawah,
relatif hanya ditinjau pada konteks kerangka waktu 'tiap' manusia (antar
manusia bisa relatif berbeda waktu mulai dan lamanya).
Tahap
|
Waktu mulai
|
Waktu selesai
|
Lama waktu
|
A
|
-tidak terbatas-
|
Awal penciptaan alam semesta.
|
Kekal (Zat Allah Yang Maha Awal), sampai Allah akan menciptakan alam semesta ini.
Dan sama sekali belum ada zat ciptaan-Nya.
|
B
|
Awal penciptaan alam semesta,
dimulai dengan diciptakan-Nya segala ketetapan-Nya bagi alam semesta
(termasuk sunatullah / aturan-Nya). Lalu diciptakan-Nya tak-terhitung
jumlah 'Ruh' dan 'Materi terkecil'.
|
Awal penciptaan tiap manusia di dunia.
|
Milyaran tahun ataupun lebih di alam ruh & alam akhirat, ataupun lama penciptaan alam semesta.
Seluruh makhluk ciptaan-Nya masih hidup di Surga, serta masih berupa ruh.
|
C
|
Awal ditiupkan-Nya zat ruh tiap manusia, ke benih dasar tubuhnya, yang lalu menjadi sel janin.
|
Awal kelahiran tiap manusia.
|
Sekitar 9 bulan di alam rahim induknya, ataupun lama pembentukan tubuh janin.
|
D
|
Awal kelahiran tiap bayi manusia di dunia, untuk memulai kehidupan fisik-lahiriah-duniawinya.
|
Awal kematian medis-teknis tiap manusia.
|
Sekitar 0 tahun − usia terpanjang manusia di alam dunia, ataupun lama usia hidup tiap manusia.
|
E
|
Awal kematian medis-teknis pada
tiap manusia di dunia (Hari kiamat kecil / saat tiupan sangkakala
pertama), akibat tidak berfungsinya berbagai organ penting tubuhnya.
|
Awal kebangkitan tiap manusia.
|
Sekitar puluhan hari di alam kubur,
ataupun lama pembusukan jasad tiap manusia, sampai saat kematian sel
benih dasar tubuhnya (tempat zat ruhnya berada).
|
F
|
Awal dibangkitkan, diangkat atau
dikumpulkan-Nya 'zat ruh' tiap manusia, dari sel benih dasar tubuhnya
yang telah mati (saat tiupan sangkakala kedua), untuk hidup di Surga
& di Neraka (di alam akhirat).
|
Awal hancurnya Bumi dan sistem tata surya.
|
Sekitar ratusan ribu tahun ataupun
lebih di alam akhirat, ataupun lama tahapan 'berkumpul' zat ruh seluruh
manusia. Namun tiap manusia yang telah dibangkitkan-Nya, tentunya juga
sambil menerima pembalasan terakhir.
|
G
|
Awal hancurnya Bumi dan sistem tata
surya (akhir jaman / Hari kiamat besar), atau kematian atas seluruh
manusia terakhir di dunia.
|
Awal hancurnya alam semesta (jika dikehendaki-Nya).
|
-tidak diketahui-, ataupun lama pembalasan terakhir.
Seluruh manusia hidup kekal di Surga & di Neraka (sampai dikehendaki-Nya lain).
|
H
|
Awal hancurnya alam semesta (jika dikehendaki-Nya), atau hancurnya seluruh zat ciptaan-Nya (akhir alam semesta).
|
-tidak terbatas-
|
Kekal (Zat Allah Yang Maha Akhir), dengan ataupun tanpa segala zat makhluk ciptaan-Nya (tergantung kehendak-Nya).
|
|
Amat
penting diketahui, bahwa telah dijanjikan-Nya di dalam kitab suci
Al-Qur'an, seperti "setelah Hari Kiamat, tiap manusia hidup kekal di
Surga ataupun di Neraka" (pada
QS.25:,
QS.72:,
QS.23:,
QS.102:,
QS.15:,
dsb). Sehingga setelah Hari Kiamat ataupun akhir jaman, seluruh alam
semesta ini (beserta segala makhluk ciptaan-Nya di dalamnya), pada
dasarnya tidak dikehendaki untuk dihancurkan atau dimusnahkan oleh
Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang (tahapan
H relatif tidak ada, atau menyatu dengan tahapan
G).
Setelah Hari
Kiamat 'besar' (akhir jaman / saat kematian 'seluruh' manusia terakhir /
saat berakhirnya kehidupan fisik-lahiriah-duniawi), segala zat ruh
makhluk ciptaan-Nya masih tetap ada bersama-sama dengan Zat Allah, Yang
Maha Kekal dan Maha Akhir. Serta segala makhluk ciptaan-Nya hidup kekal
di Surga ataupun di Neraka (di alam akhirat), dan sekaligus hidup di
alam ruh / arwah, serupa halnya kehidupan para makhluk gaib saat ini. (http://islamagamauniversal.wordpress.com/2011/11/24/tahapan-kejadian-manusia/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar